THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

“tradisi tahunan untuk kampoeng halaman”

Dhoni afrizal 207 400 440

Jurnalistik A

Smester 3

“tradisi tahunan untuk kampoeng halaman”

Rasanya sudah menjadi tradisi bagi warga Indonesia yang tinggal di perantauan untuk melakukan mudik lebaran, rasanya tidak klop dan hambar jika berlebaran tanpa pulang ke kampung. Tradisi mudik ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga yang merantau di daerah-daerah umumnya di kota besar, terutama buat para pembantu rumah tangga yang sering di sebut “si M’bok pulang kampong”

Tidak enak rasanya jika berlebaran tanpa berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara, bagi pemudik berdesak-desakan di dalam bus, kereta, terkena macet, berpanas-panas dan kehujanan sudah menjadi hal yang biasa dan kecil dibandingkan dengan perjalanan pulang kampung untuk berlebaran bersama sanak keluarga, dan kadang-kadang proses perjalanan mudik itu sendiri merupakan hal pengalaman yang bisa dijadikan bahan curhatan ria bersama sanak saudara nanti di kampong.

Dewasa ini jarang sekali warga yang tidak mudik, apalagi orang Indonesia, di akhir-akhir bulan romadhon kata mudik mungkin sudah menjadi sepaket dengan lebaran. apalagi Sekarang banyak perusahaan yang menyediakan bis gratis atau mobil sewaan untuk karyawannya sehingga mereka tak punya alas an lagi untuk tidak menikmati permudikan mereka dengan nyaman. Seminggu bahkan sebulan sebelum Lebaran, mobil rental, tiket bis, tiket pesawat, dan tiket kereta biasanya sudah habis dipesan tentunya dengan tujuan daerah pemudik masing-masing.

Namun, dari sekian puluh ribu atau ratusan ribu orang yang mudik, ada pula yang terpaksa tidak melaksanakan tradisi Mudik. Ada berbagai faktor dan alasan yang membuat mereka tidak mudik, karena karena alasan ekonomi, tidak punya kampung, sudah sering pulang kampung atau jarak kampung dengan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh.

Di negeri ini, mudik memang tradisi ritual tahunan yang tidak pernah hilang. Di berbagai media elektronik maupun media massa, menjelang Lebaran kita bisa lihat orang rela berdesak-desakan demi yang namanya mudik.

0 komentar: